Kamis, 03 September 2015

Instalasi Kapal Negara Navigasi
 
Fungsi kapal negara kenavigasian antara lain sebagai berikut:
1. Sarana penunjang dalam perawatan,perbaikan, penempatan dan pengoperasian sarana bantu navigasi pelayaran.

 Kapal Navigasi

2.  Pelaksanaan gilir tugas dan penyaluran logistik petugas menara suar serta   pendistribusian peralatan sarana bantu navigasi pelayaran.
 3.   Pegawasan sarana bantu navigasi pelayaran.
 4.   Pengamatan laut, tugas survey hidrogafi.
 5.   Bantuan SAR (Search and Rescue) dan tugas-tugas Pemerintah lain.

 Kapal Kumba Navigasi




Instalasi Menara Suar 

Sarana Bantu Navigasi Pelayaran yang dioperasikan Kantor Distrik Navigasi Kelas II Semarang dalam rangka menunjang keselamatan pelayaran berdasarkan Data SBNP Tahun 2015 terdiri dari :
1.    Instalasi Menara Suar (Mensu) berjumlah 6 (enam) unit yakni :
     a.    Instalasi Menara Suar Semarang (Semarang).
     b.    Menara Suar P. Nyamuk (Jepara).
     c.    Menara Suar P. Panjang (Jepara).
     d.    Menara Suar P. Mandalika (Jepara).
     e.    Menara Suar Pekalongan (Pekalongan).
     f.     Menara Suar Tegal (Tegal).
Intalasi Menara Suar tersebut dilengkapi oleh 5 (lima) unit rumah petugas dan 1 (satu) unit rumah genset dan dioperasikan oleh 5 (lima) orang petugas yang terdiri dari 1 (satu) orang Teknisi Menara Suar dan 4 (empat) orang Penjaga Menara Suar. 


Struktur Organisasi Navigasi



Manusia sebagai makhluk sosial tidak mungkin seorang diri terlepas dari kehidupan bermasyarakat. Di dalam hidup bermasyarakat itulah manusia dapat berkesempatan mengadakan kerjasama dengan orang lain. Setiap sikap tingkah laku maupun tindakan manusia bila dilakukan dengan sadar pasti mempunyai tujuan (misi), ada tujuan yang bersifat sederhana maupun yang bersifat komplek (rumit).
Tujuan sederhana mungkin dapat dilakukan seorang diri atau oleh orang perorangan. Namun bila misi atau tujuan itu sudah rumit atau komplek dan menjelimet dikerjakan seorang diri tentu tujuan itu tidak akan membawa hasil yang memuaskan. Oleh karena itu perlu kerjasama dengan orang lain supaya misi / tujuan dapat dicapai dengan optimal.
Mengadakan kerjasama tersebut dengan langkah-langkah yang diperlukan adalah menetapkan pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk merealisir menjadi tujuan / misi. Tujuan itu harus dibagi-bagi menjadi tujuan yang lebih kecil supaya dapat dilaksanakan dan dikerjakan oleh orang perorang, sehingga jelas wewenang dan tanggung jawabnya.
Organisasi sebagai wadah untuk mencapai tujuan, tanpa adanya pembagian tugas-tugas yang jelas dan tepat maka tujuan organisasi akan menjadi kabur, untuk itu perlu pos-pos atau kerangka kerja (struktur organisasi). Di mana kerangka kerja (struktur organisasi)  didalamnya tergambar tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab yang akan dilaksanakan oleh anggota organisasi, masing-masing berhubungan kerja timbal balik atau saling terkait satu sama lain.Berdasarkan pemahaman tentang  organisasi di atas maka  Kantor Distrik Navigasi Teluk Bayur menganut pola struktur organisasi linear dan fungsional dimana tergambar tugas dan fungsi masing-masing bagian atau bidang sampai pada seksi-seksi dan pelaksanaan .

Susunan Organisasi Kantor Distrik Navigasi Semarang menurut Peraturan Menteri Perhubungan KM. No. 30 Tahun 2006 adalah :
1.    Sub Bagian Tata  Usaha
2.    Seksi Operasi
3.    Seksi Logistik
4.    Kelompok Jabatan Fungsional

Rabu, 02 September 2015

 Instalasi Bengkel Navigasi

              Dalam rangka menunjang keselamatan pelayaran, maka Kantor Distrik Navigasi Kelas II Semarang mengoperasikan 1 (satu) unit Bengkel Navigasi berdasarkan  Peraturan Menteri Pehubungan No. KM 30 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Distrik Navigasi
Kedudukan Bengkel  Navigasi merupakan salah satu instalasi bengkel yang dipimpin oleh Kepala Bengkel yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Distrik Navigasi.
Bengkel merupakan induk segala kegiatan perawatan pemeliharaan dan perbaikan serta perencanaan pemeliharaan sarana dan prasarana bantu navigasi pada tingkat Distrik Navigasi. Dalam   pelaksanaan pemeliharaan dan administrasi perbengkelan, maka perlu adanya pedoman atau petunjuk pelaksanaan tata kerja dan prosedur administrasi bengkel.
Bengkel Navigasi merupakan salah satu instalasi pada Distrik navigasi yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan pemeliharaan, perawatan, perbaikan, perakitan dan pembuatan komponen serta perencanaan yang berhubungan dengan pemeliharaan keperluan sarana dan prasarana bantu navigasi. Struktur Bengkel Navigasi terdiri dari Unit Bengkel dan Administrasi Bengkel.
Unit Bengkel merupakan perangkat/ bagian dari bengkel navigasi yang mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap tugas-tugas bengkel sesuai dengan jenis pekerjaan seperti yang tercantum pada struktur organisasi bengkel navigasi.
Unit Bengkel terdiri dari :

1.    Unit mesin  mempunyai tugas melaksanakan perbaikan, perakitan dan pembuatan komponen dengan perautan (menggunakan mesin kerja seperti mesin bubut, frais, skrap, bor, dan lain-lain) dari instalasi lain dan atau dari unit yang ada di bengkel sendiri.
2.    Unit las dan pipa mempunyai tugas melaksanakan perbaikan, perkaitan dan pembuatan komponen dengan las dan tanpa perautan (menggunakan peralatan/ mesin kerja seperti : mesin las, mesin rol plat/ pipa, mesin press, tungku tempa, mesin potong plat dll) dari instalasi atau berada pada instalasi.
3.    Unit gas dan optik mempunyai tugas melaksanakan perawatan, perbaikan dan perakitan serta pembuatan komponen rambu suar yang menggunakan gas, peralatan optik sarana bantu navigasi dan alat-alat navigasi non elektrik yang ada di kapal.
4.    Unit elektro dan elektronika mempunyai tugas perawatan, perbaikan dan perakitan motor listrik, generator listrik, mesin pendingin/ Ac Instalasi listrik pada sarana dan prasarana kenavigasian, seerta peralatan elektronika (pada pemancar dan penerima stasiun radio), SBN elektronik dan alat-alat navigasi di kapal, dari instalasi lainnya dan atau dari navigasi bengkel sendiri.
5.    Unit mekanis mempunyai tugas melaksanakan pengoperasian alat angkut/ angkat (forklift, crane dan truk) dan melaksanakan perawatan dan perbaikan dari mesin-mesin perkakas bengkel, alat angkut/ angkat dan kendaraan roda empat/ roda dua, pompa , compressor, mesin diesel/ bensin dari instalasi atau yang berada pada instalasi.
6.    Unit konstruksi mempunyai tugas melaksanakan pemeliharaan, perawatan, perbaikan dan pembuatan komponen untuk konstruksi baja, konstruksi mensu, rambu, SBN apung, pekerjaan konstruksi baja, konstruksi kayu, dan perawatan kapal.
7.    Unit galangan mempunyai tugas melaksanakan perlimbungan kapal, merawat peralatan galangan seperti pintu galangan, sling penarik, pompa pengering, kereta tarik dan lain-lain yang berhubungan dengan naik turunnya kapal pada galangan navigasi.

Administrasi bengkel  adalah bagian dari bengkel navigasi yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam bidang ketatausahaan bengkel, perencanaan dan pengudangan.  
Administrasi bengkel mempunyai tugas sebagai berikut :

1.   Melaksanakan ketatausahaan bengkel
2.   Merencanakan , mengawasi dan membuat laporan pekerjaan bengkel serta mengiventarisir peralatan bengkel.
3.   Mengajukan permintaan, menerima, menyimpan, mengeluarkan bahan kerja dan peralatan kerja bengkel.
4.   Bertanggung jawab atas gudang bengkel.

Minggu, 30 Agustus 2015

MENARA SUAR PULAU PANJANG


Pulau Panjang

  • Eko Bengkel NAVIGASI

PULAU Panjang selama ini menjadi daya pikat atau menjadi "menu plus" bagi wisatawan yang mengunjungi Pantai Kartini. Dengan biaya Rp 6.000 untuk ongkos perahu mesin, orang bisa mengarungi pulau tersebut untuk memancing atau sekadar melihat-lihat pemandangan.
Pulau Panjang yang terletak dua mil arah barat Pantai Kartini Jepara perlu mendapatkan perhatian serius dari Pemkab Jepara agar keberadaannya tetap terjaga.



Pulau yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata itu kini kondisinya mengkhawatirkan, menyusul rusaknya ekosistem pantai dan daratan pulau.
Pantauan Suara Merdeka pekan lalu di kawasan tersebut menunjukkan, keindahan ekosistem daratan nyaris hilang. Ratusan pohon cemara dan randu sebagian besar sudah meranggas tanpa daun, bahkan banyak yang sudah kering dan mati. Hal itu bisa menyebabkan populasi ribuan burung bangau dan elang yang bersarang di pohon-pohon tersebut terancam.
Saat ini sarang-sarang burung itu hanya tersangkut di dahan-dahan dan ranting-ranting pohon yang mengering sehingga tampak jelas dari bawah. Burung-burung pun -yang tanpa pelindung dedaunan- sepertinya tak lagi nyaman karena terusik lalu-lalang para pengunjung.
Sementara itu semak-semak belukar di kawasan tersebut juga mengering, lebih-lebih pada saat kemarau seperti ini. Tak heran jika banyak pengunjung mudah berceloteh bahwa pulau itu bisa saja hangus terbakar andai ada yang nekat membakarnya.
Selain kotor dan berkesan kurang terawat, dedaunan yang rontok dan mengonggok juga menambah tak sedap pandangan.
Jika menyusuri jalan selebar satu meter berpaving keliling pulau itu maka pamandangan itu jelas terlihat.
Baru-baru ini Pemkab melalui dinas terkait mencoba menanam ratusan pohon kelapa, namun banyak yang tak tumbuh normal, tak sedikit pula yang mati.

Pasir Putih


Kini garis pantai di sebelah barat hampir seluruhnya terkena abrasi. Di beberapa titik memang masih terlihat pasir putih, meski sangat tipis. Namun kebanyakan garis pantai itu menggerong dan terus memakan daratan. "Hampir tiap bulan bisa diukur tanah pulau yang terkena abrasi. Mungkin ada 10-20 cm," kata Warto (40), petugas menara suar pulau tersebut.
Abrasi itu juga mengakibatkan beberapa pohon yang ada di sebelah barat tak lagi berada di daratan, tapi terendam air laut.
Di dalam perairan, terumbu karang (koral) juga banyak yang rusak, selain karena faktor alam, juga karena tangan-tangan manusia.
Tentang bahaya abrasi yang mengkhawatirkan itu, Kabid Pesisir, Kelautan dan Pulau-pulau Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan Jepara Ir Achid Setiawan mengatakan, pemerintah harus menyiapkan rencana penanggulangannya. Yaitu dengan cara menanam pohon mangrove di keliling pulau itu. (Muhammadun Sanomae-44n)